Sesi Spesial pada The 6th International Conference on Public Health (ICOPH) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro ini menghadirkan para pakar terkemuka dari berbagai negara untuk membahas isu-isu mendesak dalam kesehatan kerja, khususnya terkait paparan pestisida, keselamatan di sektor pertanian, dan sistem kesehatan di wilayah pedesaan. Dipandu oleh Prof. Hanifa Maher Denny, S.KM., MPH., Ph.D., sesi ini dihadiri oleh 31 peserta dan menjadi wadah pertukaran temuan penelitian, inisiatif kebijakan, serta pendekatan praktis untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja pertanian.
Presentasi pertama disampaikan oleh Burak Kurt, Tufan Nayir, dan Muhsin Akbaba dengan topik Pelatihan Diagnosis dan Pengobatan Keracunan Pestisida bagi Tenaga Kesehatan serta Pengenalan Konsep Pusat Informasi Racun di Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Pemateri menekankan pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Asia Tengah untuk memperkuat deteksi dini dan penanganan keracunan, sekaligus memperkenalkan pusat informasi racun sebagai infrastruktur penting bagi kesehatan masyarakat pedesaan.
Selanjutnya, Jen Fuk Liem dan Sashikala Chandrasekar memaparkan Potensi Gangguan Endokrin akibat Paparan Pestisida di Lingkungan Kerja Pertanian. Hasil penelitian mereka mengungkap dampak hormonal yang sering kali kurang diperhatikan akibat paparan pestisida jangka panjang, sehingga mendorong perlunya strategi pencegahan dan standar keselamatan kerja yang lebih ketat. Torben Sigsgaard kemudian menyampaikan risetnya tentang Dampak Paparan Debu Organik Jangka Panjang terhadap Prevalensi Penyakit Paru pada Pekerja. Berdasarkan data longitudinal, ia menunjukkan hubungan yang jelas antara paparan debu organik dan penyakit pernapasan kronis, menegaskan pentingnya pengendalian kualitas udara di tempat kerja sektor pertanian.
Sesi dilanjutkan dengan Claudio Colosio, Eugenio Ariano, Simona Savi, dan Nicoletta Cornaggia yang memaparkan The Italian Plan for Health & Safety in Agriculture. Inisiatif nasional ini mengintegrasikan kerangka peraturan, surveilans kesehatan kerja, dan program edukasi bagi petani untuk mengurangi bahaya kerja di sektor pertanian Italia. Prof. Hanifa sendiri, bersama Burak Kurt, memaparkan The Scientific Committee on Rural Health – Commission on Occupational Health: A Brief Insight. Paparan ini memberikan gambaran mengenai upaya kolaborasi global di bawah International Commission on Occupational Health untuk mengatasi keterkaitan kompleks antara mata pencaharian di pedesaan dan keselamatan kerja.
Sesi ditutup dengan paparan Telma de Cassia dos Santos Nery dan Paulo Junior Paz de Lima mengenai Profil Laporan Kasus Keracunan dan Upaya Bunuh Diri akibat Pestisida di Brasil Tahun 2010–2024. Data yang mereka sajikan menunjukkan pola yang mengkhawatirkan pada keracunan pestisida baik yang tidak disengaja maupun disengaja, sehingga mendorong perlunya intervensi terpadu yang menggabungkan kesehatan mental dan keselamatan kerja.
Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Prof. Hanifa, di mana para peserta aktif berbagi pandangan, memberikan masukan, dan mengajukan pertanyaan yang memantik diskusi mendalam. Diskusi ini menyoroti keterkaitan antara bahaya kerja, kebijakan kesehatan masyarakat, dan intervensi berbasis komunitas. Secara keseluruhan, rangkaian presentasi ini menegaskan urgensi kerja sama global, penguatan sistem surveilans, serta program pelatihan yang peka budaya untuk melindungi kesehatan pekerja pertanian di seluruh dunia.