Dalam rangka mewujudkan rekognisi internasional, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro menyelenggarakan Sustainability Program, berupa pengabdian internasional. Kegiatan tersebut dengan manghadirkan Prof Ts Dr Shamsul Bahari Shamsudin, University Malaysia Sabah (UMS). Kegiatan tersebut kolaborasi dengan Prof. Dr.Ir.Mursid dari FKM Universotas Diponegoro. Kegiatan ini bertema Keamanan Pangan Untuk Masyarakat. Peserta kegiatan adalah pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kecamatan Banyumanik, sebanyak 52 peserta. Substansi utama dari narasumber Malaysia, Prof Shamsul Bahari, adalah adanya Sabda Rasululah, dalam Hadis riwayat Muslim, ““Tutuplah bekas-bekas makanan, rapatkan penutup bekas-bekas minuman, tutuplah pintu-pintu dan padamkanlah lampu-lampu, kerana syaitan tidak dapat membuka bekas minuman, membuka pintu dan membuka bekas makanan (yang telah ditutup). Jika kalian tidak mempunyai penutupnya kecuali sebatang kayu yang diletakkan di atasnya dan menyebut nama Allah, maka lakukanlah. Sesungguhnya tikus boleh merosakkan pemilik rumah dengan membakar rumah mereka”. Juga menyampaikan ciri makanan sehat, “ makanan yang sihat (selamat) terhasil dari persekitaran yang sihat (bersih/hygiene)” Ciri-ciri makanan sihat : Bersih (hygiene) dan selamat dimakan; Seimbang (Balanced Diet); Segar dan berkualiti; Kurang garam, gula dan lemak; Diproses dengan kaedah sihat; Kaya serat; Bebas dari bahan perasa tambahan.”

Sementara Prof.Dr.Ir. Mursid, menyampaikan berbagai subtansi yang menyebabkan makanan yang dihasilkan kurang sehat. Prinsip hygiene sanitasi adalah serangkaian tindakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi makanan, sehingga makanan menjadi aman dikonsumsi. Enam prinsip utama dalam hygiene sanitasi makanan meliputi :

pemilihan bahan baku yang berkualitas, penyimpanan bahan makanan yang aman, pengolahan makanan yang higienis, penyimpanan makanan jadi yang tepat, pengangkutan makanan yang bersih, serta penyajian makanan yang sehat.

Prinsip personal hygiene sanitasi berfokus pada menjaga kebersihan diri (seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan rambut dan kuku) untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan, serta menerapkan perilaku higienis (misalnya menggunakan pakaian kerja yang bersih, tidak memakai perhiasan mencolok, dan tidak bekerja saat sakit) untuk menjaga kebersihan diri dalam konteks lingkungan, terutama di bidang makanan. Risiko peralatan makanan tidak higienis adalah : risiko keracunan makanan, penyakit bawaan makanan (seperti diare atau muntah), dan kontaminasi silang oleh bakteri atau zat kimia berbahaya.

Hal ini terjadi karena peralatan yang kotor dapat menjadi sarang pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit yang kemudian berpindah ke makanan dan tubuh manusia.

Kegiatan pengabdian ditutup dengan memberikan penekanan agar pengetahuan yang diberikan, bisa diterapkan pada kegiatan sehari hari dalam menghasilkan produk makanan yang akan di konsumsi Masyarakat.