Kendal — Nur Aziza, mahasiswa Field Epidemiology Training Program (FETP) Universitas Diponegoro, turut terlibat aktif dalam upaya penanggulangan kasus leptospirosis di Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Kegiatan ini bermula dari laporan satu kasus leptospirosis pada Februari 2025 di desa tersebut, yang sebelumnya terdampak banjir pada Januari 2025.

Sebagai respons cepat, pada 19 Februari 2025 Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal bersama Puskesmas Patebon II melakukan skrining menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk mendeteksi kemungkinan adanya kasus baru di masyarakat. Dari 45 orang yang diperiksa, lima di antaranya dinyatakan positif, sehingga total kasus leptospirosis di Desa Kebonharjo menjadi enam kasus.

Selain skrining pada manusia, tim juga melakukan investigasi lingkungan untuk mengidentifikasi potensi sumber penularan. Kegiatan ini meliputi penangkapan tikus guna memeriksa keberadaan bakteri Leptospira spp pada ginjal tikus, serta pemeriksaan kualitas sumber air menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Pemeriksaan lingkungan ini dilaksanakan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarnegara dengan dukungan mahasiswa FETP Undip selama tiga hari, pada 25–27 Februari 2025.

Foto: Nur Aziza berkontribusi dalam penangkapan tikus untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarnegara

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari 23 ekor tikus yang diperiksa, tujuh di antaranya positif mengandung Leptospira spp. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa lingkungan pasca-banjir berperan dalam meningkatkan risiko penularan leptospirosis, baik melalui kontak dengan air tercemar maupun interaksi dengan hewan pembawa bakteri. Tingginya jumlah tangkapan tikus juga mengindikasikan kepadatan populasi tikus yang tinggi di pemukiman.

Kondisi ini menekankan pentingnya pengendalian populasi tikus dan edukasi masyarakat mengenai pencegahan leptospirosis. Keterlibatan mahasiswa FETP Undip tidak hanya memberikan pengalaman lapangan yang berharga, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam deteksi dini, investigasi epidemiologi, serta pengendalian penyakit berbasis lingkungan.

Terlibat langsung dalam penanggulangan leptospirosis di Desa Kebonharjo menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Tidak hanya belajar teknik investigasi epidemiologi di lapangan, tetapi saya juga merasakan betapa pentingnya kerja sama antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pengalaman ini memperkuat komitmen saya untuk terus berkontribusi dalam pengendalian penyakit di Indonesia,” ujar Nur Aziza, mahasiswa FETP UNDIP.