Kampung Nelayan Bahari Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, merupakan salah satu wilayah dampingan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM UNDIP) dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Terletak di pesisir utara Kota Semarang, kawasan ini menjadi salah satu daerah yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Penurunan muka tanah (land subsidence) terjadi hampir setiap hari, disertai dengan banjir rob yang menjadi fenomena tahunan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat menghadapi risiko tinggi terpapar berbagai penyakit, terutama penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia), seperti leptospirosis dan demam berdarah dengue.
Sebagai bentuk komitmen terhadap peningkatan kesehatan masyarakat pesisir, FKM UNDIP menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan pakar internasional, yaitu Dr. Nur Faeza Abu Kassim, Associate Professor di bidang Entomologi Medis dari Universiti Sains Malaysia. Dalam kunjungan ilmiahnya ke Tambaklorok, Dr. Nur Faeza bersama tim melakukan survei tempat perindukan (breeding place) nyamuk dan tikus serta memberikan edukasi langsung kepada warga mengenai langkah-langkah pengendalian vektor penyakit secara sederhana dan aplikatif. “Kondisi lingkungan dan tantangan kesehatan masyarakat di Tambaklorok sangat mirip dengan yang kami hadapi di beberapa daerah pesisir Malaysia. Oleh karena itu, pendekatan berbasis komunitas dalam pengendalian vektor menjadi sangat penting,” ujar Dr. Nur Faeza dalam sesi diskusi bersama warga.
Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari Program Visiting Professor FKM UNDIP, yang bertujuan memperkuat kolaborasi internasional sekaligus memperbarui wawasan dan standar keilmuan civitas akademika melalui interaksi langsung dengan para ahli dari berbagai negara. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, pada 2 Juni 2025, FKM UNDIP juga menggelar Pelatihan Pengendalian Vektor Penyakit (Vector Control Training) untuk 30 kader kesehatan dari seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara. Bertempat di Hotel Muria Semarang, para kader mendapatkan pelatihan intensif selama satu hari tentang identifikasi vektor penyakit (nyamuk dan tikus), karakteristik biologis, siklus hidup, serta strategi pengendalian berbasis lingkungan. Program ini diharapkan dapat membekali para kader sebagai agen perubahan di komunitasnya masing-masing, sehingga mampu memperkuat upaya promotif dan preventif terhadap penyakit zoonosis di kawasan pesisir yang rentan perubahan iklim.
Dr. Nur Faeza Abu Kassim bersama Ketua RW dalam pertemuan warga di RW 15 Kampung Nelayan Bahari Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas
Kegiatan pelatihan pengendalian vector zoonosis untuk 30 kader kesehatan dari seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara yang dihadiri langsung oleh Epidemiolog dari Puskesmas Bandarharjo serta Ibu camat Kecamatan Semarang Utara, Siwi Wahyuningsih, S.E., M.M.