Semarang, Jawa Tengah – Penurunan muka tanah (land subsidence) yang terjadi di kota Semarang terjadi secara bertahap tiap tahunnya dan mengakibatkan berbagai dampak yang signifikan. Kota Semarang mengalami penurunan muka tanah di wilayah pesisir mencapai 8-14 sentimeter tiap tahunnya. Dampak yang dapat dirasakan berupa kerusakan infrastruktur, peningkatan frekuensi banjir rob setiap tahun, kerugian ekonomi, serta berbagai masalah kesehatan dan sanitasi pada lingkungan pesisir. Oleh sebab itu, Bidang Kerjasama dan Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro mengambil peran dalam upaya preventif pencegahan yang dapat dilakukan dengan menyelenggarakan program kerja Sekolah Pesisir FKM UNDIP sebagai wadah untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran mahasiswa Universitas Diponegoro dan masyarakat umum terkait permasalahan yang terjadi di Kota Semarang.

Sekolah Pesisir FKM UNDIP dikemas dalam 4 rangkaian, yaitu Enviropedia, Sekolah Pesisir 1, Enviro Campaign, dan Sekolah Pesisir 2 yang memiliki sasaran yang berbeda tiap rangkaian. Peserta Sekolah Pesisir terdiri dari volunteer, masyarakat pesisir, dan masyarakat umum. Enviropedia mengawali rangkaian Sekolah Pesisir dengan bentuk penyebarluasan informasi secara online melalui Instagram terkait isu penurunan muka tanah yang sedang terjadi. Dengan adanya Enviropedia diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian para pengguna sosial media mengenai isu penurunan muka tanah yang berdampak pada lingkungan pesisir utara Kota Semarang.

(Sesi Focus Group Discussion peserta dan warga)

Rangkaian kedua yaitu Sekolah Pesisir 1 yang menggandeng pihak Kelurahan Mangunharjo, Kec. Tugu, Kota Semarang sebagai bentuk intervensi pada topik yang diangkat. Pihak kelurahan mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut yang memiliki output pada peningkatan pengetahuan warga pesisir terutama yang terdampak pada penurunan muka tanah. Kegiatan Sekolah Pesisir 1 dilaksanakan bersama warga pesisir Kelurahan Mangunharjo, Kec. Tugu dengan memberikan wadah untuk bertukar pikiran pada kondisi yang dialami warga kepada para mahasiswa. Kegiatan ini dihadiri oleh 77 peserta kegiatan yang terdiri dari warga RW V Kelurahan Mangunharjo, jajaran kelurahan Mangunharjo, anggota BEM FKM UNDIP, panitia, dan volunteer.

Kegiatan Sekolah Pesisir 1 dilakukan dengan adanya sesi penyampaian materi “Menjaga Wilayah Pesisir dari Ancaman Penurunan Muka Tanah” oleh Pembicara dari dosen bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yaitu ibu Septiria Irawati, M.K.M. Materi yang dibawakan terkait dampak pada peningkatan risiko penyakit, psikologis, kontaminasi air bersih, dan gangguan sanitasi serta upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat seperti penghematan penggunaan air tanah, pelestarian mangrove, pengelolaan sampah dan kebersihan, serta sanitasi sehat dengan menggunakan jamban saniter. Kegiatan Sekolah Pesisir 1 juga dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama warga pesisir terkait dampak yang dirasakan akibat penurunan muka tanah yang telah terjadi.

Rangkaian selanjutnya adalah Enviro Campaign yaitu suatu bentuk optimalisasi peran serta masyarakat umum pada isu penurunan muka tanah di Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan di kawasan CFD Simpang Lima dengan melakukan kampanye offline dengan intervensi masyarakat umum. Kegiatan ini dihadiri oleh 43 peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat umum, panitia, dan volunteer. Enviro Campaign diawali dengan senam bersama dengan instruktur senam bapak Dr. Drs. Suroto, M.Pd yaitu dosen bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Aksi campaign yang dilakukan dengan penyebarluasan informasi yang membawakan topik kenali penyebab penurunan muka tanah, dampak penurunan muka tanah, dan cegah penurunan muka tanah dengan langkah mitigasi yang dapat dilakukan. Campaign ditutup dengan kegiatan City Clean Up untuk meningkatkan kesadaran terutama pada masalah sampah di wilayah perkotaan.

Eksploitasi kawasan mangrove secara terus menerus berpotensi dalam mengurangi keanekaragaman jenis tumbuhan yang memiliki peran dan fungsi secara ekologis yang dapat dimanfaatkan secara sosial ekonomi warga sekitar. Oleh karena itu, diperlukan aksi nyata dalam merealisasikan solusi dari seluruh materi yang ada di Sekolah Pesisir dengan melakukan penanaman mangrove dalam upaya mengatasi banjir rob yang menjadi dampak dari penurunan muka tanah. Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat umum, panitia, dan volunteer yang dilaksanakan di Pantai Mangunharjo, Mangkang Wetan, Kec. Tugu, Kota Semarang.

Kegiatan penyuluhan terkait mangrove oleh aktivis lingkungan yaitu Bapak Sururi selaku penggiat mangrove pada Kelompok Tani Mangrove Lestari memberikan materi tentang jenis-jenis mangrove, tata cara penanaman, manfaat, dan beberapa produk yang dihasilkan dari mangrove. Penyampaian materi juga disertai dengan contoh penanaman beberapa jenis bibit mangrove yang ditanam sesuai dengan lahannya. Jumlah bibit yang ditanam sejumlah 600 bibit mangrove yang terdiri dari 500 bibit mangrove jenis Rhizopora dan 100 bibit jenis Avicennia.

Permasalahan seperti penurunan muka tanah dan alih fungsi lahan secara tidak langsung dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir sehingga diperlukan pelestarian lingkungan dengan penanaman mangrove sebagai tonggak utama pengendalian dampak yang terjadi. Penanaman mangrove menjadi inhibitor pada permasalahan ekologis akibat penurunan muka tanah dan menjadi tempat untuk berlindung para biota laut.